Masjid Raya Kotapinang
Kabupaten Labuhanbatu Selatan (Labusel) yang beribukota di Kota Pinang, Kota Pinang ialah salah satunya kabupaten di Propinsi Sumatera Utara, yang baru dimekarkan dari Kabupaten Labuhanbatu sesuai Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2008 pada 24 Juni 2008 mengenai Pembangunan Kabupaten Labuhanbatu Selatan, sewaktu pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Di Kotapinang sudah lama berdiri satu masjid tua serta bersejarah yang diketahui dengan nama masjid Raya Kotapinang.
Masjid Raya Kotapinang adalah masjid Raya Kabupaten Labuhanratu Selatan. Masjid ini adalah salah satunya peninggalan Kesultanan Kotapinang sekaligus juga untuk masjid paling tua di Kotapinang. Masjid Besar Kotapinang terdapat di Jalan Masjid Raya, Kel. Kotapinang, Kec. Kotapinang. Kabupaten Labuhanratu Selatan, memiliki jarak kira-kira 200-an mtr. dari tempat Istana Kota Bahran di Jalan Istana. Masjid ini bertambah diketahui dengan panggilan Masjid Raya. Dulunya, masjid ini dikenal juga dengan panggilan Masjid Raja. Nama masjid ini dirubah jadi Masjid Besar.
Arsitektural Masjid Raya Kotapinang
Mengacu kpada keterangan Tengku Idrus Mustafa als Aizuz Thafa Hamid yang disebut pakar waris alm. Sultan Mustafa Sultan memang menyengaja membangung masjid kerajaan ini dengan istimewa. Sebab menurut konsepnya hal tersebut paling utama daripada keelokan istananya sendiri. Di masjid ini juga Sultan bisa berhubungan dengan warga luas, sebab semenjak dibuat masjid ini terbuka untuk umum.
Bangunan Masjid terdiri atas ruangan penting serta teras dan bangunan tempat wudhu yang terpisah dari bangunan induk. Ruangan penting tempat salat, berupa prisma. Bila dipandang dari design atapnya, gedung ini akan seperti terlihat burung layang-layang yang sedang terbang dari atas. Pada bagian kiblat ada serambi kecil yang menjorok keluar. Dari sisi belakang sampai bagian Selatan serta Utara masjid ada teras.
Jendela-jendela yang melingkari pintu teras dibuat dari kayu dengan kaca. Tidak sama dari umumnya masjid yang lain, Masjid Besar ini awalannya tidak mempunyai banyak ornament. Tetapi dalam sekian tahun terakhir, oleh pengurus masjid selanjutnya masjid ini dihiasi beberapa ukiran serta kaligrafi dibagian dindingnya.
Dulunya, di tengahnya masjid ada tangga yang dipakai untuk jalan ke arah kentongan dibagian atas atau kubah masjid. Kentongan itu dipakai untuk memberi sinyal masuknya waktu salat supaya terdengar ke semua pelosok Kotapinang. Hal tersebut dilaksanakan sebab pada saat itu belumlah ada alat pengeras suara. Kalaulah ada, saluran listrik belum ada. Sesudah kentungan ditabuh, baru selanjutnya azan dikumandangkan.